RSS

BUKAN HANYA BELAJAR, TETAPI MELAKSANAKANNYA

Amsal 6:6 Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak.

Mari kita amati kehidupan semut :
1. Semut binatang lemah tetapi mereka tidak hidup individualisme. Mereka hidup berkelompok dan bersatu. Sehingga semut dapat mengalahkan hewan yang jauh lebih besar daripadanya.
2. Semut rajin. Selalu bekerja mencari makanan di saat musim panas. Sehingga saat musim dingin tiba, mereka semua tidak mati kelaparan. Peka akan waktu.
3. Ramah dan setia. Sesama semut, jika bertemu saling menyapa, tidak bertengkar. Setia kepada ratunya.
4. Mengerti akan tanggung jawab, hidup teratur. Semut yang bertugas mengumpulkan makan adalah semut pekerja, ada semut yang tugasnya menjaga sarang. Semua melakukan tugasnya masing-masing tanpa saling bertengkar, hidup damai.
5. Aktif tidak pernah diam berpangku tangan.
Manusia juga adalah makhluk sosial, bukan individualisme. Tetapi karena memiliki rasa ego yang masih tinggi, manusia sulit untuk bersosialisasi. Karena memiliki rasa aroganisme, maka sering terjadi pertengkaran. Mari kita belajar dari semut, miliki rasa rendah hati dan dahulukan kepentingan orang lain, saling menyapa dan ramah satu sama lain, tidak memanfaatkan yang lebih lemah. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk memiliki hati seorang hamba.
Semut mengerti tanggung jawab tugasnya, rajin dan aktif. Setiap manusia pasti memiliki tanggung jawab. Hanya saja terkadang manusia melalaikannya, untuk kepentingan diri sendiri. Tanggung jawab itu dibuat adalah untuk menyeimbangkan hak yang dimiliki manusia. Supaya semua berjalan tertib dan lancar. Kadangkala kelalaian kita disebabkan karena kemalasan atau merasa tidak ada yang memimpin. Merasa pimpinan tidak melihat, dan lain sebagainya. Tuhan mengajarkan kita untuk tetap tertib dan disiplin, serta taat. Jangan hidup bermalasan. Perhatikan teladan Kristus, apakah Tuhan Yesus pernah meneladankan hidup malas ? Ia selalu mengajarkan kita untuk melakukan apa yang menjadi bagian kita. Setiap kali akan ada mujizat yang dilakukanNYA, pasti ada hal yang harus dilakukan manusia. Misalnya saja peristiwa pesta kawin di Kanna. Sebelum mujizat terjadi, ada orang-orang yang aktif mengisi tempayan dengan air. Setelah itu barulah terjadi mujizat air menjadi anggur. Jangan pernah berharap akan mujizat jika kita hanya diam saja. Jangan menuntut Tuhan melakukan tanggung jawab-NYA, jika kita sendiri lalai. TUHAN TIDAK PERNAH LALAI, IA SELALU MENGERTI AKAN TANGGUNG JAWAB-NYA KEPADA MANUSIA CIPTAANNYA. BAGAIMANA DENGAN KITA ?
Hidup rukun dan damai, tidak saling bertengkar, tidak saling menjatuhkan satu sama lain akan terasa lebih nyaman. Jangan oleh karena ingin kedudukan lebih tinggi, maka manusia saling menjatuhkan, saling menghancurkan. Jangan karena ingin akan milik sesama, maka manusia saling fitnah, saling bunuh. Demi memuaskan kepentingan sendiri, bisa saja manusia saling injak, saling serobot. Amatilah saat orang mengantri sembako. Berapa banyak yang jadi korban saat mengantri? Perhatikan kendaraan umum, berapa banyak yang saling mendahului hingga terjadi kecelakaan ?

Hidup tertib, disiplin, rendah hati, rajin, saling mengasihi, bersosialisasi, sudah diteladankan dan diajarkan oleh Kristus, agar kita meniru-NYA dan memiliki krakter Kristus dalam diri kita manusia. Sebab kita dipersiapkan untuk menuju Kerajaan Allah. Di sana tidak ada perseteruan, tidak ada kemalasan, tidak ada kelalaian, semua teratur, semua bersatu dalam satu PIMPINAN TERTINGGI.

MARI KITA BUKAN HANYA MENGAMATI DAN BELAJAR, TETAPI MELAKSANAKANNYA. UBAHLAH POLA DAN CARA PANDANG HIDUP KITA. JADILAH BIJAK, KARENA WAKTUNYA SUDAH SANGAT DEKAT. JANGAN SAMPAI TERLAMBAT. KETIKA TUHAN DATANG, KITA BELUM TERLATIH. MAKA KITA AKAN MENYESAL.
Haleluya (ml)

0 comments:

Post a Comment