1 Korintus 16:13
Suatu hari, seorang ayah mengajakanak tunggalnya yang masih remaja untuk berjalan-jalan menikmati sejuknya pagiitu. Setelah setengah jam berlalu, mereka pun berhenti untuk istirahat, "Yah, mana jalan menuju tempat yang indah yang sering Ayah ceritakan?" Tanyanya anaknya. "Kamu jalan sedikit ke sana terus belok kiri," Jawab. Anak itukemudian berjalan sendiri menuju tempat yang ayahnya. "Ha! Ini jalan buntu!" keluhnya. Memang benar, sebab di ujung jalanitu ada tembok yang berdiri kokoh. "Barangkaliaku salah mengerti maksud aya," katanyamenghibur diri. Dia berbelik untukmenemui ayahnya dan bertanya sekali lagi, Yah,"yang mana jalan menuju tempat yang indah itu?" Sang ayah tetap menunjuk kearah yang sama. Anak itu kembali berjalan ke arah itu lagi. Namun yangditemuinya tetap saja sebuah tembok yang menutupi jalan tersebut. Awalnya diaberpikir bahwa ayahnya ppasti begurau. Tetap, setelah beberapa kali, dia merasaayahnya mempermainkannya. Sekali lagi dia bertanya pada ayahnya, kali inidengan nada suara yang menunjukan kekesalahan." Ayah, aku sudah menuruti petunjuk Ayah, tetapi yang aku temui adalahsebuah jalan buntu. Aku bertanya sekali lagi kepada Ayah, yang manakah jalanmenuju tempat yang sangat indah itu? Ayah jangan berbohong lagi ya."Ayahnya pun menjawab, "Di situlah jalanmenuju tempat yang indah itu. Hanya beberapa langkah saja dia balik tembok itu.Di situ ada banyak batu dan kamu bisa menyusunnya sehingga bisa digunakan untukmelompati tembok itu. Dia balik tembok itulah ada tempat yang sangat indah yangsering ayah ceritakan."
Betapa sering kita gagal mencapai tujuankarena terus melihat rintangan dan tindak berani mengatasinya. Masalah yang adakita anggap sebagai tembok yang sangat kokoh yang tidakmungkin bisa kita atasi.Ditambah lagi dengan kendala-kendala kecil yang bagaikan batu-batu yang siapmenghambat langkah kita. Lalu kita putus asa dan mundur atau berbalik arah.Tidak demikian dengan Daud. Ketika Goliat berteriak-teriak menentang bangsa Israel,Daudlah yang melihat peluang untuk mengalahkannya. Sementara itu semuapasukannya Saul, termasuk yang gagah perkasa, gentar dan melarikan diri dihadapan Goliat. Daud melihat bahwa Goliat yang besar itu adalah sasaran yanggampang dikenai batu umbannya. Dan Daud pun akhirnya bisa mengatasi "rintangan"yang besar itu. Demikian juga dengan tokoh-tokoh Alkitab lain, seperti Yakubyang berani dan mampu mengatasi rintangan yang diberikan Laban; Yusuf berhasilmengatasi rintangan dari istri Potifar; Nehemia mampu mengatasi para penentangpembangunan tembok Yerusalem; bahkan Paulus bisa mengatasi masalah yang dariluar maupun yang ada di dalam dirinya, sehingga dia sangat berhasil di dalampelayanannya. Jika Kita ingin menemukan "tempat yang indah itu", yaitukesuksesan, berdirilah teguh dan maju terus untuk mengatasi segala rintangan.