I Tesalonika 5:18
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 1; Yohanes 11; 1 Tawarikh 13-15
Dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang selalu mengeluh setiap harinya. Ada saja hal-hal yang membuat mulut mereka mengucapkan kata-kata yang sia-sia setiap harinya. Pekerjaan yang berat, keluarga yang terlalu banyak menuntut, sahabat-sahabat yang kurang solider, anak-anak yang sulit diajar merupakan beberapa contoh dari banyak problema yang dihadapi manusia.
Orang-orang yang mengaku dirinya kristen pun tak terlepas dari sikap suka mengeluh. Kata-kata yang tertulis di dalam Alkitab seringkali dipakai ketika berdoa untuk melegalkan tindakan bersungut-sungut yang kita lakukan. Namun, kabar baiknya hati Tuhan tidak pernah tersentuh dengan perkataan-perkataan kita seperti itu. Hati-Nya justru tergerak ketika melihat anak-anak-Nya hidup dengan ucapan syukur.
Tuhan bukanlah tidak mengetahui keadaan kita seperti apa sekarang ini atau masalah besar apa yang sedang kita hadapi. Dia tahu semuanya. Bahkan Dia tahu seberapa besar kekuatan kita ketika rintangan datang menghadang.
Tuhan memang Mahabesar dan Mahadahsyat, tetapi Dia tidak mau umat-Nya menjadi umat yang bermental tempe yang sebentar-bentar mengeluh, sebentar-sebentar bersedih dan akhirnya lupa untuk mengucap syukur. Dia ingin kita menjadi orang-orang yang kuat di dalam-Nya yang tidak gampang bersungut-sungut ketika ada masalah dan selalu menghargai setiap pemberian dari-Nya dengan hati yang tulus dan ucapan terima kasih.
Kehidupan ini suatu saat akan berakhir. Ketika itu tiba maka tidak ada lagi waktu untuk menyesali diri dan berangan-angan untuk kembali ke masa lalu. Selagi masa ada kesempatan, mari kita menjalani hidup dengan ucapan syukur kepada Tuhan dan mengerjakan apa yang menjadi bagian kita di dunia ini dengan sebaik mungkin.
Orang yang mengucap syukur adalah orang yang dapat menikmati setiap pemberian Tuhan dalam hidupnya.
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 1; Yohanes 11; 1 Tawarikh 13-15
Dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang selalu mengeluh setiap harinya. Ada saja hal-hal yang membuat mulut mereka mengucapkan kata-kata yang sia-sia setiap harinya. Pekerjaan yang berat, keluarga yang terlalu banyak menuntut, sahabat-sahabat yang kurang solider, anak-anak yang sulit diajar merupakan beberapa contoh dari banyak problema yang dihadapi manusia.
Orang-orang yang mengaku dirinya kristen pun tak terlepas dari sikap suka mengeluh. Kata-kata yang tertulis di dalam Alkitab seringkali dipakai ketika berdoa untuk melegalkan tindakan bersungut-sungut yang kita lakukan. Namun, kabar baiknya hati Tuhan tidak pernah tersentuh dengan perkataan-perkataan kita seperti itu. Hati-Nya justru tergerak ketika melihat anak-anak-Nya hidup dengan ucapan syukur.
Tuhan bukanlah tidak mengetahui keadaan kita seperti apa sekarang ini atau masalah besar apa yang sedang kita hadapi. Dia tahu semuanya. Bahkan Dia tahu seberapa besar kekuatan kita ketika rintangan datang menghadang.
Tuhan memang Mahabesar dan Mahadahsyat, tetapi Dia tidak mau umat-Nya menjadi umat yang bermental tempe yang sebentar-bentar mengeluh, sebentar-sebentar bersedih dan akhirnya lupa untuk mengucap syukur. Dia ingin kita menjadi orang-orang yang kuat di dalam-Nya yang tidak gampang bersungut-sungut ketika ada masalah dan selalu menghargai setiap pemberian dari-Nya dengan hati yang tulus dan ucapan terima kasih.
Kehidupan ini suatu saat akan berakhir. Ketika itu tiba maka tidak ada lagi waktu untuk menyesali diri dan berangan-angan untuk kembali ke masa lalu. Selagi masa ada kesempatan, mari kita menjalani hidup dengan ucapan syukur kepada Tuhan dan mengerjakan apa yang menjadi bagian kita di dunia ini dengan sebaik mungkin.
Orang yang mengucap syukur adalah orang yang dapat menikmati setiap pemberian Tuhan dalam hidupnya.